Udah lama yach saya ngga update blog ini. Banyak benernya
yang pengen saya tulis, tentang buku2 yang pernah saya baca, serial yang lagi
saya ikuti kelanjutannya. Yang baca blog saya dari awal pasti tahu kalau saya
hobi baca novel genre detektif, criminal, thriller disamping genre komedi.
Kalau genre percintaan yang mellow… wah… nanti dulu sajah, saya butuh ember
baru buat nangis :D
Pas kapan hari saya ke gramedia, novel ini menarik perhatian
saya, dengan baca synopsis di cover belakangnya saya udah tertarik. Kebetulan awaktu
itu ada sample buku yang dibuka pembungkusnya jadi saya bisa ngintip beberapa
halaman di bab depan, tengah dan belakang. Sampai di rumah saya cari2 review
dulu dan beberapa hari selanjutnya saya beli deh bukunya karena saya yakin
bagus : )
Perlu saya ingatkan buat pembaca yang belum baca novel ini,
sebelum memutuskan untuk meneruskan membaca review saya. WATCH OUT SPOILER!!!
Saya ngga menganjurkan bagi siapapun yang belum baca novel
ini buat mantengin review saya ini sampai habis. Saya sudah ingatkan sampai
disini! : )
Mbak Vasca ini ternyata seorang model juga DJ, benar2 multi
talenta di usia yang masih muda. Saya benar2 mengagumi ide cerita dalam novel
ini. Alur ceritanya nggak biasa. Di sini ngga cuma menonjolkan segi criminal tapi
juga psikologi, slice of life, dimana pembaca diajak masuk ke semua bagian
kehidupan tokoh2nya dan melihat sosok tokoh2nya dari berbagai sisi kehidupan.
Saya akan jabarkan sedikit tentang beberapa tokoh2 yang saya anggap penting dalam
novel ini menurut pendapat saya :
1. Alesa
Gadis dengan masa kecil dan masa remaja yang kelam. Mengalami
trauma dan depresi sejak kecil yang berimbas pada pertumbuhan karakternya. Dia
selalu dianaktirikan oleh orang tua kandungnya sendiri.
2. Arumi
Adik Alesa yang secara fisik lebih rupawan dibanding kakaknya.
Sangat disayangi dan diperhatikan orang tuanya. Ngga punya empati terhadap kakaknya.
Mungkin juga karena terpengaruh sikap orang tuanya.
3. Ibu kandung Arumi dan Alesa
Wanita yang galak dan selalu menganggap Alesa sebagai beban.
Suka bicara dengan suara tinggi ketika berbohong dan ketika menjatuhkan alesa. Dia
ngga punya empati sama Alesa si sulung. Dia tidak pernah merasa punya beban
ketika menyakiti Alesa dan menjatuhkan mental si sulung dengan kata2nya yang
tajam dan pedas. Sangat menyayangi Arumi dan selalu mengeluhkan tentang Alesa.
Sangat perhitungan soal materi terhadap Alesa.
4. Bapak kandung Arumi dan Alesa
Berperawakan besar dan tegap, dengan air muka yang keras.
Hampir selaku bersikap galak pada Alesa. Sangat menyayangi Arumi.
5. Fernando
Pacar pertama Alesa. Tadinya terkesan sebagai pria baik
namun pada akhirnya hanya memanfaatkan Alesa demi materi. Alesa berkorban harga
diri untuknya. Pria yang tak punya pendirian. Tak berkutik ketika keluarganya
menjodohkan dia dengan gadis lain dan melarangnya bergaul dengan Alesa.
6. Rendi
Teman SMA Alesa satu kelas. Sangat mengagumi dan memuja
Alesa karena Ale pernah menolongnya ketika dia dipermalukan. Dia tidak jatuh
cinta pada Alesa, namun sangat memujanya. Akhirnya Alesa dan dia bersepakat
satu sama lain menganggap sebagai saudara angkat. Dan dia selalu siap membantu
Alesa kapanpun dibutuhkan. Alesa sangat menyayanginya, meski awalnya heran ada orang
yang mau jadi teman yang begitu setia padanya.
7. Zifa
Wanita yang bekerja sebagai Intel reskrim divisi pembunuhan.
Timnya adalah yang terbaik sampai salah satu rekannya dipromosikan untuk naik
jabatan dan meninggalkan timnya. Masih jatuh cinta pada mantan kekasihnya,
Reynal Siagian, yang baru masuk jadi rekan satu timnya.
Di kepolisian dia disegani dan dihormati sebagai polisi yang
berprestasi. Dari luar sikap dan wataknya terkesan sangat keras dan tegas.
Selalu berusaha menyembunyikan kelemahan dan luka2 hatinya agar tidak tampak
oleh orang lain.
Di dalam hatinya, keluarga adalah yang terpenting buat Zifa.
Dia mengorbankan masa mudanya untuk membantu ibunya menyokong kehidupan
keluarga dan membantu adik2nya bersekolah. Namun ketika mereka beranjak dewasa,
adik2nya seolah tak mau tahu dengan pengorbanannya. Dan Zifa banyak mengalah
demi membahagiakan mereka.
8. Reynal Siagian
Pria yang baru masuk menjadi rekan satu tim Zifa. Punya
sifat playboy dan tak segan memakai banyak cara untuk mencapai tujuan. Tadinya
dia berada di divisi narkoba sebelum bergabung dengan tim Zifa. Licik dan
terkesan meremehkan Zifa, dirinya sebenarnya tak suka jika Zifa lebih unggul
darinya.
9. Miki
Rekan satu tim Zifa yang jarang terjun ke lapangan. Lebih
banyak bekerja untuk menganalisa data2 dan mengumpulkan informasi. Selalu
bekerja dengan cepat untuk memperoleh informasi demi membantu penyelidikan rekan
satu timnya. Mempercayai bahwa Zifa punya semacam indra keenam.
10. Chiya
Anak Profesor Stevanus. Sang putri cantik yang manja dan
suka kemewahan. Selalu bicara blak2an dan tak suka pada penjilat serta
basa-basi. Menaruh simpati pada Alesa dan menyatakan bersedia menolongnya jika
Alesa membutuhkannya.
11. Profesor Stevanus
Keberadaannya selalu misterius. Sekali waktu terkesan
membututi Alesa dengan muncul tiba2 di rumah orang tua kandung Alesa. Punya
reputasi sebagai jenius dan kekayaan melimpah yang entah darimana asalnya.
Dicari2 polisi karena kasus2 yang berhubungan dengan pasien-pasiennya.
12. Keluarga Zifa, keluarga keturunan arab :
12.1. Mama Istiqa
Ibu Zifa, wanita gemuk berumur 50 tahunan. Sadar bahwa Zifa
sudah banyak mengorbankan masa mudanya demi bekerja menyokong keluarga dan
anak2nya yang lain, dan Zifa bahkan menjadi satu2nya anaknya yang tidak kuliah.
Tapi dia terlihat seolah lebih menyayangi anak2nya yang lain ketimbang Zifa.
12.2. Marisa
Adik pertama Zifa yang hanya terpaut setahun darinya, sangat
egois. Gadis yang cantik, menarik, manja dan feminine, pandai merayu dan
menarik perhatian laki2. Selalu iri pada Zifa dan selalu berusaha menjatuhkan
Zifa. Rasa irinya dipicu karena banyak saudara, tetangga dan orang sekitar
mengagumi sosok Zifa. Selalu berusaha merebut semua lelaki yang berkencan
dengan Zifa untuk membuktikan bahwa dia lebih baik dari kakaknya.
Bekerja di perusahaan trading dan entertainment. Punya
penghasilan besar dan kehidupan yang lebih glamor ketimbang Zifa. Namun hal itu
nggak memadamkan rasa iri dan keinginan menyakiti kakaknya. Selalu berusaha merebut perhatian adik2 Zifa
yang lain dengan materi. Dia tak tahu jika Zifa tahu banyak tentang rahasianya.
12.3. Fatimah
Adik kedua Zifa. Sangat menyayangi dan mendukung Marisa. Mudah
melupakan jasa2 Zifa menyekolahkannya dulu. Bekerja di bidang hukum.
12.4. Zulaikha
Si bungsu berkulit gelap yang selalu berusaha netral di
tengah pertikaian dan perang dingin kakak2nya. Namun lemah dalam pendirian.
Punya sedikit simpati terhadap Zifa.
13. Imelda
Penulis novel metropop yang mulai tenar sebagai penulis
novel thriller setelah mendapat ‘naskah’ ide cerita dari Alesa yang dikirim
dengan email rahasia.
14. Karen
Female DJ yang punya kehidupan bebas ala pekerja malam.
Cantik dan liar, punya seks appeal yang bagus terhadap laki2. Bekerja di klub Madam
Elen dan menjalin hubungan dengan suami orang. Mempunyai kemampuan bercerita
yang bagus dan mampu mengingat detail peristiwa.
15. Sonia
Mantan artis yang dulunya tenar namun di puncak kejayaannya
memutuskan meninggalkan dunia layar untuk menjadi ibu rumah tangga sebagai
istri Dokter Bram, laki2 yang sangat dipujanya. Mempunyai mental yang labil,
narsistik dan mudah terserang depresi. Keretakan rumah tangganya membuat dia
agak terganggu secara mental. Wanita cantik dengan kulit mulus yang karena
depresi kecantikan wajahnya memudar.
16. Dokter Bramantyo
Psikiater playboy yang mengekang kehidupan Sonia semenjak
jadi istrinya. Punya klien artis dan orang2 berduit. Sangat menyukai hiburan
malam dan perempuan. Tak keberatan menghambur2kan uang di klub malam.
16. Madam Elen Unsula
Mulanya nama ini dilabelkan pada seorang wanita berkacamata
yang mengaku berumur empat puluhan dan single. Manajer sekaigus pemilik klub
androgini yang terlihat lebih muda dari umur yang diakuinya. Selalu ramah dan
royal pada semua tamu2nya tak terkecuali dua polisi yang sedang menyelidiki
klubnya. Sikapnya dewasa dan menenangkan. Tak ada yang tahu sebelumnya tentang
identitas dia yang sebenarnya.
17. Fardan
Aktor yang sedang melaju puncak keemasan karirnya. Sebelum
menikah adalah playboy kelas berat yang telah banyak membuat wanita depresi dan
putus asa. Menganggap keperawanan adalah hal penting dalam memilih istri.
Setelah menikah jadi suami yang sangat bertanggungjawab pada istri dan anaknya.
Seorang yang arogan dan suka meremehkan wanita, selalu merasa dirinya pandai
sampai tragedy merenggut kebahagiaannya dan dirinya sendiri.
18. Fahira
Istri Farhan yang religious, wanita keturunan arab. Mengenakan pakaian
muslim dalam kesehariannya dan sangat menjunjung tinggi kehormatan suaminya. Sangat
membela suaminya ketika seseorang memberitahunya tentang dosa2 masa lalu suaminya.
19. Ayunda
Wanita polos datang dari desa yang bekerja sebagai striptis.
Lugu dan mudah terbuai bujuk rayu laki2 yang dicintainya. Menjadi striptis
namun tidak ingin menjual tubuhnya sebagai pelacur seks. Memilih untuk
melahirkan daripada menggugurkan kandungannya.
20. Hani
Striptis yang mencurigai Madam Elen, suka narkotik dan
minuman. Kecerobohannya mendatangkan
nasib buruk pada dirinya.
21. Geje dan Oka
Dua wanita striptis yang sudah lama berkecimpung dalam dunia
malam dan terbiasa dengan kehidupan penuh duka.
. . . . . . . . . . .
. . . .
Awalnya cerita ini dimulai dengan cuplikan adegan sebuah
mobil berisi satu keluarga: ayah, ibu dan anak perempuan. Si anak perempuan
berbicara tentang firasatnya sebelum sebuah tragedy terjadi.
Kemudian bab beralih pada cerita masa kecil satu keluarga
yang punya dua anak perempuan. Si sulung yang merupakan anak kandung namun
diperlakukan sangat berbeda dengan adiknya karena perbedaan fisik. Alesa si
sulung tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang sewajarnya semenjak adiknya
ada. Arumi sang adik selalu dimanja dan dihujani kasih sayang oleh orang tua
mereka karena dia sangat cantik dan rupawan semenjak lahir.
Perlakuan kedua orang tuanya pada Alesa makin lama makin
tidak berperasaan. Barang2 kesayangannya diambil untuk diberikan pada Arumi.
Alesa kecil juga selalu diberi makanan sisa yang kualitasnya jauh berbeda
dengan yang dimakan adiknya. Selain itu orang tuanya selalu menyuruhnya mengerjakan
semua pekerjaan rumah tanpa mengindahkan kemampuan tubuhnya yang masih kecil.
Dan yang paling membuat Alesa sedih, orang tuanya selalu membuang kucing
peliharaannya yang merupakan hiburan dan teman Alesa satu2nya. Sampai suatu
ketika Alesa nekad mencarinya keluar rumah di cuaca buruk dan orang tuanya
tetap tidak peduli. Perjalanan Alesa mencari kucing kesayangannya menuntunnya
kepada trauma akan tragedy yang akan dia ingat seumur hidupnya.
Tragedi masa kecil dan perlakuan orang tuanya membuat Alesa
tumbuh menjadi gadis yang rendah diri, yang selanjutnya menerima kekecewaan yang
bertubi2 dalam masa remajanya. Orang tua Alesa memang tidak menyayanginya
sampai di titik yang tak bisa lagi diterimanya.
Cerita masa kecil Alesa bikin saya ingat akan suatu pepatah.
“Anak bagai kertas putih, orang tua dan lingkungan keluargalah yang pertama
kali memberikan warna”. Kira2 begitu bunyinya. Seperti halnya saya percaya,
ngga ada manusia yang terlahir jahat. Semua itu pasti ada sebabnya.
Lalu karena merasa tak bisa lagi bertahan di kota tempat
tinggalnya, Alesa memulai perjalanan nekatnya ke Jakarta. Perjalanan yang
menuntunnya ke alur kehidupan yang manjadikannya menapaki jalan yang jauh lebih
kelam yang bisa disangkanya.
Alesa menjadi pembunuh berdarah dingin yang membunuh orang2
yang menurutnya layak dibunuh, orang2 yang mengganggunya dan yang sudah membuat
banyak orang2 lain menderita. Dia berganti2 identitas dan menyamar menjadi
banyak pribadi. Dan dua orang polisi intel bepergian untuk memburu dirinya dan
membuka kedoknya diantara beberapa orang wanita dalam daftar tersangka.
Saya kesulitan pada awalnya menebak yang mana Alesa dari
deskripsi para tersangka. Tapi jika kita melihat dari semua latar kejadian
kasus dan tersebarnya petunjuk, siapa orang yang berkemungkinan besar berada
disana dan punya kesempatan atau koneksi, maka kita bakal mudah menebaknya. Dan
tebakan saya ternyata benar, Alesa menyamar jadi salah satu tersangka yang itu…
Ini novel kriminal thriller detektif pertama yang saya beli
dimana pegarangnya orang Indonesia dan settingnya juga Indonesia. Dulu saya
beberapa kali beli novel tapi selalu karya pengarang asing. Kerena belum
menemukan novel dengan genre begitu karya orang Indonesia yang cukup menarik
sehingga saya ingin mengoleksinya.
Pada novel ini, penulis juga menyisipkan banyak teori
psikologi. Selain itu isu2 yang telah berkembang di dunia kepolisian dan
lembaga pemasyarakatan sejak dulu juga diangkat. Masalah antara sipir dan
tahanan, oknum polisi yang seenaknya menyalahgunakan wewenang namun selalu
merasa benar. Juga kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan. Itu semua
diangkat dalam novel.
Saya sempat terharu ketika membaca soal masa lalu Alesa
. . . . . . . . . . .
. . . .
Quote n Words
Di sini saya menshare quote dan
kata2 yang saya anggap menarik dari novel ini. Benernya ada banyak, tapi saya
bakal tulis ulang beberapa aja.
“Ingat, jangan biarkan penilaian
orang merubahmu. Mereka yang tidak paham kemampuanmu cuma orang-orang bodoh”
ucap Alesa …
Hal 21
Dear diary
Saat kau masih polos, susah
membedakan antara debar jantung kehancuran atau kebangkitan. Mataku hanya
melihat seperi apa pikiranku hendak melihat.
Hal 33
Pikiran adalah sesuatu yang
komplek melebihi kerumitan saraf-saraf otak…
Hal 35
Seperti pikiran singkat sang ibu
yang takut melepas anaknya diluar rumah, melarang segala hal demi keamanan
sementara. Maka selamanya anaknya akan rapuh dan hanya menempel di ketiak orang
tua.
……..
Jika orang-orang beragama itu
yakin bahwa ajaran agama mereka benar, maka biarkanlah orang lain memilih
karena merasa jalan itu benar. Bukan karena diancam atau ditakut-takuti.
Terlebih oleh ormas-ormas yang merasa mereka pembela agama. Mereka harus tahu.,
Tuhan tidak meminta dibela.
Hal 83
“Cinta, aku mencintai setiap
laki-laki yang memberikanku perhatian lebih, tapi cinta yang lebih dewasa, yang
bisa lenyap ketika mereka melanggar komitmen kesetiaan”
(Karen kepada Zifa) Hal 129
Dan karena karakter wajahnya yang
lebih arogan dan posisinya sebagai anak sulung, yang dikira di posisi terkuat,
maka dialah yang salah. Manusia selalu membela yang tampak lemah tanpa mau
terlalu peduli apa kasusnya. Padahal kelemahan akhir-akhir ini sering dijadikan
tameng palsu yang digunakan oleh orang-orang lebih picik.
Hal 137-138
“Cinta adalah semburan hormon endorfin.
Sebuah gairah yang meluap- luap. Bila nggak ada gairah, maka itu bukan cinta.
Aku pemuja cinta ragawi, aku tidak percaya cinta dengan syarat. Aku juga tidak
percaya cinta intelektual yang
dijunjung oleh penyair-penyair yang hanya berani melihat dan membayangkan dari
jauh. Manusia adalah manusia. Mereka bukan dewa. Tapi pemujaan para penyair
pada sosok orang yang mereka cintai, menempatkan manusia- manusia itu seperti
dewa, itu adalah kesalahan….”
(Elen) Hal 197
Dia mengamati dua orang itu, lalu
heran, kenapa masyarakat umum dan penjahat-penjahat tidak bisa membedakan
antara preman dan polisi yang menyamar. Secara Psikologis dan tatap mata mereka
berbeda. Para preman raut wajah dan gerakannya terkesan tidak punya focus,
punya sisi kelembutan dan kekasaran yang bisa berganti secepat kilat, sedangkan
Polisi yang menyamar menampakkan wajah menantang dan gerakan penuh antisipasi
dan konsentrasi.
Hal 246-247
Orang tersandung jatuh oleh batu
yang kecil,bukan batu besar.
Hal 253
Alesa si tangguh telah kalah,
hanya oleh sentimentil perasaan primitif, pengakuan dosa yang salah tempat. Seorang
gadis yang mendapatkan kasih sayang, dan hidup wajar dengan warisan orang
tuanya, berhasil mengalahkan seseorang yang mempunyai masa lalu berat dan
bertarung mati-matian untuk hidupnya.
Hal 288
Dear Diary,
Ucapan Sang Psikopat lebih tajam pada
pisau yang berada ditangannya, berhati-hatilah, mereka bisa merusakmu dari
dalam, bahkan memperdayaimu lewat sebuah dusta. Begitu kata-kata di buku.
Semuanya mungkin benar, kecuali tentang dusta.
Hal 289
“Zifa… Terasa menyakitkan bukan? Tahu
isi hati orang lain ketika mereka mati-matian berbohong padamu?. Kadang kau
berharap semua penilaianmu salah. Terkadang kau berharap semua tuduhanmu itu
palsu, hanya buah dari pikiran negatifmu yang liar. Tapi terbukti berkali- kali
bahwa seseorang sedang berulang- ulang menghianatimu. Dan yang mengerikannya
kau tahu itu akan terjadi lagi…”
(Alesa kepada Zifa) Hal 293
“Jika kawanan itu tak lagi
melindungimu. Memikirkan tetang dirimu. Maka kau berhak mencari kawanan baru…”
(Alesa kepada Zifa) Hal 295
Aku bukan penulis cerita dongeng yang
hanya dibaca oleh anak kecil dan orang- orang naïf. Jadi jangan menuntutku
memberi hikmah di akhir cerita . Tak ada gunanya memberi hikmah jika alasannya
hanya untuk menenangkan hati orang- orang bodoh yang takut memandang realita
dunia dengan mata terbuka. Lalu kemudian dia memutuskan menghapus kata- kata
itu karena dipikirnya terlalu kejam dan menyinggung mayoritas rakyat pribumi
yang sensitive.
Imelda Hal 317
. . . . . . . . . . .
. . . .
Ada beberapa hal di novel ini yang menurut saya butuh
penjelasan seperti khasnya novel2 detektif. Saya akan urut satu per satu dari
yang paling menarik perhatian saya.
Yang menurut saya paling janggal dari novel ini dan
sebenarnya perlu penjelasan :
1. Bom mikro dan detonator yang dipasang pada Reynal dan
Marisa, yang setelah ditanamkan tak terdeteksi
mereka padahal ada padan badan masing2 dan hanya meledak jika mereka
bersetubuh. Seperti apa wujudnya, ukurannya, teknologinya, pemasangannya.
Pembaca setidaknya diberi penjelasan. Tanpa penjelasan apapun soal wujud bom
itu seolah2 itu adalah benda yang sangat khayal dan hal itu mengurangi kesan
seru novel detektif dimana deduksi dan penjelasan logis selalu bisa jadi daya
tarik yang dinantikan pembaca.
2. Ketika setelah Ale dipukul di lorong dan tiba2
selanjutnya bangun di kos2an yang menurut orang satu kosnya dia sudah tinggali
selama 3 tahun dan sudah 3 bulan jadi pegawai resto. Padahal cerita selanjutnya
dinyatakan hampir 3 tahun dia dalam perawatan psikiater stevanus dan pasangan
orang tua angkatnya Tuan Aleksander dan Nyonya Annisa. Itu juga tidak ada
penjelasan kenapa rentang waktunya seolah tumpang tindih begitu.
3. Prof. Stevanus yang tiba2 muncul entah dari mana di rumah
masa kecil Ale dan berbicara dengan orang tua kandung Ale setelah dia naik
mobil bersama orang tua angkatnya. Bagaimana dokter itu bisa muncul dadakan dan
langsung bicara dengan orang tua kandung Ale.
4. Ale yang merekam gurunya di kamar mandi. Ngga dijelaskan
metodenya dia gimanakoq sampai ga ketahuan, alat perekamnya bentuknya apa dan
dipasang dimana. Belum lagi Ale waktu itu dikisahkan sebagai anak yang nggak
punya teman, bagaimana dia bisa dapet alat perekam dan menjalankan aksinya
sendirian?
5. Ale mengusapkan sianida ke bibirnya buat menjebak polisi
yang bakal cium dia. Polisi itu keracunan. Kenapa Ale ngga terkena efek sianida
itu padahal kan ada di bibirnya dan dia juga berbicara selama polisi2 itu berusaha
menyerangnya. Setidaknya sianida yang ada dibibirnya bakal kemungkinan besar ada
yang masuk ke mulutnya juga atau terhirup kalau dia buka mulut buat bicara, sedikitnya
dia pasti kena efeknya, atau dia udah minum penawarnya duluan. Ini benernya
butuh penjelasan juga.
6. Sebenarnya apa yang dibicarakan Ale dengan perempuan
teroris saat dia di LP sebelum perempuan itu keesokan harinya dihukum mati. Apa
yang membuat perempuan teroris itu merasa tenang setelah berbicara dengan Ale?
Oke, meskipun bagian yang ini terkesan ngga penting, saya
tetap merasa setidaknya harus ada penjelasan, seberapa baik dan bagaimana
kemampuan persuasive Ale bisa menenangkan wanita stress tersebut. Apa saja yang
dia bisa katakan untuk menenangkan tahanan terhukum mati tersebut.
Saya selalu mendambakan sesi penjelasan logis seperti yang
ada di novel2 Mara Gd, Agatha Christie dan novel2 detektif lain2nya yang pernah
saya baca. Karena bagian penjelasan tersebut merupakan daya tarik novel2
kriminal.
. . . . . . . . . . .
. . . .
Saya akan buat sesi ending explanation untuk novel ini
karena saya pernah baca ada review pembaca lain yang masih bingung dengan
endingnya yang kurang penjelasan.
Ending Explanation :
Imelda mendengar berita laporan dari kepolisian bahwa Marisa
(adik kandung Zifa yang sebelumnya dinyatakan tewas dalam ledakan di malam
pengantinnya) ternyata selamat dan kembali ke rumahnya. Menurut berita Marisa
ditemukan dalam keadaan linglung. Dia curiga karena yakin kalau Marisa sudah
terbunuh karena naskah cerita yang ditulis Alesa (yang sebagian merupakan
pengakuan kejahatan yang telah dilakukannya) menyatakan begitu. Meski ada banyak hal yang
difiksikan oleh Alesa dalam naskahnya tapi Imelda yakin kalau tulisan yang
menyebutkan Marisa terbunuh oleh ledakan itu memang benar terjadi.
Imelda ingin memastikannya dengan datang tiba2 ke rumah
Zifa. Zifa mempersilahkan Imelda masuk ke rumahnya tanpa ragu2 dan bahkan Zifa
terlihat lebih ceria. Di sana dia bertemu semua anggota keluarga inti Zifa.
Zifa memperkenalkan mereka satu per satu padanya. Ketika Zifa memperkenalkan
seorang gadis yang disebutnya sebagai ‘Marisa’ adik kandungnya yang selamat dari
kecelakaan bom dan terlihat tanpa bekas luka apapun, Imelda kaget bukan main.
Terlebih lagi ketika dia mengenali gaya berbicara dan suara gadis yang dikenalkan
Zifa sebagai ‘Marisa’ adiknya. Tentu saja itu ciri khas gaya dan suara Alesa
yang Imelda kenali. Yang paling membuat Imelda yakin gadis itu adalah Alesa
karena pertanyaan yang diucapkannya. ‘Marisa’ yang itu bertanya terang2an
kenapa Imelda merubah cerita dalam novelnya? Hanya yang pernah membaca naskah
asli Alesa lah yang tahu bahwa Imelda mengubah ending tokoh pelaku dari novel yang diterbitkannya menjadi tidak
sesuai dengan kemauan dalam ide cerita yang dikirimkan email Alesa. Dan yang
paling berkemungkinan besar protes tentang ketidaksesuaian novel dengan
naskahnya, tentu saja si penulis naskah, Alesa.
Bagaimana Alesa bisa diterima berada di antara keluarga Zifa
sebagai ‘Marisa’?
1. Ciri2 fisik, mungkin tinggi dan postur badan hampir
serupa dengan Marisa.
2. Alesa sudah mengambil jalan operasi plastik yang mengubah
wajahnya seperti Marisa.
Ini selain karena dia memang perlu identitas baru untuk
lepas dari status buron, dia sebelumnya telah bertanya pada Zifa ketika di
penjara. Apakah jika Alesa terlahir kembali Zifa mau dia jadi saudaranya. Dan
Zifa bilang bersedia.
Di bab sebelumnya hal. 243 ketika dia ditangkap, Alesa
pernah bilang kalau dia bakal mencoba operasi plastik suatu hari. Waktu itu Reynal
yang dianggapnya memberi ide itu, karena
dengan penampilannya yang tampak lebih muda dari usianya, Reynal menuduhnya
telah melakukan operasi plastik.
Alesa berkata pada Reynal, “…. Tapi idemu bagus juga,
tentang operasi plastik. Suatu hari aku akan mencobanya”.
Imelda ke rumah Zifa setahun setelah peristiwa ledakan. ‘Marisa’
Ale diceritakan oleh keluarganya ditemukan 3 bulan lalu. Berarti 7 bulan
setelah peristiwa ledakan. Itu waktu yang cukup buat Ale untuk melakukan
prosedur operasi plastik dan mempersiapkan diri untuk menjadi ‘Marisa’.
Chiya sang anak psikiater telah menyatakan dia siap memberi
pertolongan jika Ale memintanya. Dengan teman2 seperti Rendi yang jenius dan
Chiya yang punya banyak uang dan akses fasilitas, maka sangatlah mungkin Alesa
mendapat bantuan untuk melakukan prosedur operasi plastik dan semua perawatan
yang dibutuhkannya. Oke, soal kemungkinan bantuan Chiya dan Rendi ini Cuma tebakan
saya aja, karena ngga ada penjelasan siapa aja yang bekerjasama dengan Ale di
bab2 terakhir novel ini.
3. ‘Marisa’Ale dinyatakan ditemukan dalam keadaan linglung
dan shock berat. Berarti tak akan ada yang mempermasalahkan jika dia ngga punya
ingatan yang dimiliki Marisa asli. Dia bisa berpura2 sebagai ‘Marisa’ yang amnesia
setelah shock berat pasca ledakan. Tak akan ada yang mempermasalahkan jika
sikap atau karakternya berubah karena pastinya keluarga dan orang2 dekatnya
menganggap itu efek mental dari trauma tragedy yang telah menimpa’nya’. Juga
apabila suaranya juga berubah, semua orang bakal menganggap karena efek
kecelakaan.
4. Zifa tahu?
Meski di ending novel nggak menuliskan bahwa Zifa tahu ‘Marisa’
yang setelah ledakan adalah Alesa, tapi saya bisa ambil kesimpulan kalau tentu dia
tahu dan menerimanya. Tentunya di keluarga itu hanya Zifa yang tahu. Zifa
sebelumnya berada pada titik puncak depresi karena pengkhianatan Marisa asli
sebagai adik kandungnya dan nyatanya dia lebih bahagia setelah kematian Reynal dan
Marisa asli, karena beban terbesarnya yang berpotensi menggerogoti mentalnya
dalam jangka panjang sudah hilang. Alesa sebelumnya sudah memperngaruhinya
bahwa Zifa tak perlu peduli pada Marisa yang sudah begitu kejam padanya.
Oke sekian ending explanation dari saya. Saya harap pembaca
novel ini yang bingung endingnya bisa menemukan tiitk terang pada penjelasan
saya.
. . . . . . . . . . .
. . . .
Ada beberapa hal yang saya anggap belum selesai diceritakan
di akhir novel ini, atau mungkin ini bakal disambung di novel berikutnya? Well,
who knows, but I hope so.
1. Pemerkosa masa
kecil Ale yang asli belum ditemukan. Rencana Ale untuk menangkap dan membalaskan
dendamnya pada si oknum belum ada
lanjutannya.
2. Rencana Ale untuk Fernando juga belum ada kelanjutannya.
3.Verdi yang ingin mencari Stella. Ngga dijelaskan gimana
pesan itu bisa ditulis di jendela luar apartemennya yang tingkat 43-an. Juga
pembaca ngga dikasi penjelasan apa isi surat di sepatu Verdi, dia mesti nyari
Stella kemana. Apa keputusan akhir Verdi, beneran nyari Stella ataukah stick
dengan wedding plan-nya.
4. Kemana Prof. Stevanus pergi? Apa dia juga tahu kabar
terakhir Ale? Apa yang dilakukannya selama menghilang?
5. Gimana dengan Arumi ? Apa dia tahu kalau kakaknya udah
kabur dari penjara. Apakah Ale juga mau balas dendam sama dia?
. . . . . . . . . . .
. . . .
Sepertinya sekian aja pendapat reviewer amatiran seperti
saya. Saran saya buat pembaca, anggap novel ini sebagai hiburan dan hindari
untuk terlalu melogiskannya karena bakal mengurangi unsur kesenangannya.
Nikmati
aja suspense dan alur ceritanya yang benar2 unik dan susah ditebak. Dan satu
lagi, abaikan segala macam typo, EYD dan kesalahan penulisan serta struktur
penceritaan.Saya bisa mengabaikan dengan focus pada
ceritanya aja. Benernya saya harap editornya mbak Vasca lebih meningkatkan kewaspadaannya
sehingga hal begini bisa diminimalisir. Soalnya sayang banget buat novel
sebagus ini, tapi sajiannya agak berantakan.
Saya beli novel ini dengan harga IDR 58.000 di gramedia. Dan
saya puas. Butuh 5 hari buat saya baca, tentunya saya bacanya ngga seharian,
hanya beberapa jam di waktu luang. Sengaja baca pelan2 biar bisa menikmati
ceritanya. Kalau novel yang saya anggap bagus, biasanya selalu saya baca pelan2
dan santai.
Tulisan di covernya memang sesuai dengan isinya.’ Sebuah
novel dengan alur cerita yang penuh kejutan dan sarat filosofi kelam’. Ya
memang begitulah novel ini. Mungkin buat pembaca yang sensitive, hati2 pada
filosofi kelam yang ada di novel ini, he he… itu saja.
Kesan saya pribadi, novel ini benar2 menarik banget buat
dibaca, thumbs up buat Mbak Vasca yang udah menyajikan cerita yang benar2 unik
dan berbeda dengan novel detektif kriminal pada umumnya. Benar2 penulis muda
yang berbakat, salut banget. Saya menantikan karya2 selanjutnya. Mudah2an lebih
unik dan lebih seru.
Kalau harus kasih rating, saya kasih ini 7 dari 10.
Kalau harus kasih rating, saya kasih ini 7 dari 10.
review mu panjang betul :D
ReplyDeletejunitapristi.blogspot.com
iya, sebab ini novel ide ceritanya bagus, lain dari yg lain. walaupun tetap ada kekurangannya. Lagi semangat aja pas bikin reviewnya
DeleteMasalah Verdi sama Stella itu ada di Novel Sebelumnya, judulnya Don't Tell Me Anything. :D
ReplyDeleteitu saya belum baca novelnya he he
DeleteVerdi akan menikah dengan siapa ya?
ReplyDeleteBukannya dr stevanus udh meninggal ya?
nah itu :D
Delete