Just Some Place To Store My Memories...

Monday, July 7, 2014

Review Novel Psychopat Diary Karya Vasca Vannisa



Halo Halo Pembaca semua : )

Udah lama yach saya ngga update blog ini. Banyak benernya yang pengen saya tulis, tentang buku2 yang pernah saya baca, serial yang lagi saya ikuti kelanjutannya. Yang baca blog saya dari awal pasti tahu kalau saya hobi baca novel genre detektif, criminal, thriller disamping genre komedi. Kalau genre percintaan yang mellow… wah… nanti dulu sajah, saya butuh ember baru buat nangis :D

Pas kapan hari saya ke gramedia, novel ini menarik perhatian saya, dengan baca synopsis di cover belakangnya saya udah tertarik. Kebetulan awaktu itu ada sample buku yang dibuka pembungkusnya jadi saya bisa ngintip beberapa halaman di bab depan, tengah dan belakang. Sampai di rumah saya cari2 review dulu dan beberapa hari selanjutnya saya beli deh bukunya karena saya yakin bagus : )
Perlu saya ingatkan buat pembaca yang belum baca novel ini, sebelum memutuskan untuk meneruskan membaca review saya. WATCH OUT SPOILER!!!
Saya ngga menganjurkan bagi siapapun yang belum baca novel ini buat mantengin review saya ini sampai habis. Saya sudah ingatkan sampai disini! : )


Mbak Vasca ini ternyata seorang model juga DJ, benar2 multi talenta di usia yang masih muda. Saya benar2 mengagumi ide cerita dalam novel ini. Alur ceritanya nggak biasa. Di sini ngga cuma menonjolkan segi criminal tapi juga psikologi, slice of life, dimana pembaca diajak masuk ke semua bagian kehidupan tokoh2nya dan melihat sosok tokoh2nya dari berbagai sisi kehidupan.  

Saya akan jabarkan sedikit tentang beberapa tokoh2 yang saya anggap penting dalam novel ini menurut pendapat saya :

1. Alesa
Gadis dengan masa kecil dan masa remaja yang kelam. Mengalami trauma dan depresi sejak kecil yang berimbas pada pertumbuhan karakternya. Dia selalu dianaktirikan oleh orang tua kandungnya sendiri. 

2. Arumi
Adik Alesa yang secara fisik lebih rupawan dibanding kakaknya. Sangat disayangi dan diperhatikan orang tuanya. Ngga punya empati terhadap kakaknya. Mungkin juga karena terpengaruh sikap orang tuanya.

3. Ibu kandung Arumi dan Alesa
Wanita yang galak dan selalu menganggap Alesa sebagai beban. Suka bicara dengan suara tinggi ketika berbohong dan ketika menjatuhkan alesa. Dia ngga punya empati sama Alesa si sulung. Dia tidak pernah merasa punya beban ketika menyakiti Alesa dan menjatuhkan mental si sulung dengan kata2nya yang tajam dan pedas. Sangat menyayangi Arumi dan selalu mengeluhkan tentang Alesa. Sangat perhitungan soal materi terhadap Alesa.

4. Bapak kandung Arumi dan Alesa
Berperawakan besar dan tegap, dengan air muka yang keras. Hampir selaku bersikap galak pada Alesa. Sangat menyayangi Arumi.

5. Fernando
Pacar pertama Alesa. Tadinya terkesan sebagai pria baik namun pada akhirnya hanya memanfaatkan Alesa demi materi. Alesa berkorban harga diri untuknya. Pria yang tak punya pendirian. Tak berkutik ketika keluarganya menjodohkan dia dengan gadis lain dan melarangnya bergaul dengan Alesa.

6. Rendi
Teman SMA Alesa satu kelas. Sangat mengagumi dan memuja Alesa karena Ale pernah menolongnya ketika dia dipermalukan. Dia tidak jatuh cinta pada Alesa, namun sangat memujanya. Akhirnya Alesa dan dia bersepakat satu sama lain menganggap sebagai saudara angkat. Dan dia selalu siap membantu Alesa kapanpun dibutuhkan. Alesa sangat menyayanginya, meski awalnya heran ada orang yang mau jadi teman yang begitu setia padanya.

7. Zifa
Wanita yang bekerja sebagai Intel reskrim divisi pembunuhan. Timnya adalah yang terbaik sampai salah satu rekannya dipromosikan untuk naik jabatan dan meninggalkan timnya. Masih jatuh cinta pada mantan kekasihnya, Reynal Siagian, yang baru masuk jadi rekan satu timnya.
Di kepolisian dia disegani dan dihormati sebagai polisi yang berprestasi. Dari luar sikap dan wataknya terkesan sangat keras dan tegas. Selalu berusaha menyembunyikan kelemahan dan luka2 hatinya agar tidak tampak oleh orang lain.
Di dalam hatinya, keluarga adalah yang terpenting buat Zifa. Dia mengorbankan masa mudanya untuk membantu ibunya menyokong kehidupan keluarga dan membantu adik2nya bersekolah. Namun ketika mereka beranjak dewasa, adik2nya seolah tak mau tahu dengan pengorbanannya. Dan Zifa banyak mengalah demi membahagiakan mereka.

8. Reynal Siagian
Pria yang baru masuk menjadi rekan satu tim Zifa. Punya sifat playboy dan tak segan memakai banyak cara untuk mencapai tujuan. Tadinya dia berada di divisi narkoba sebelum bergabung dengan tim Zifa. Licik dan terkesan meremehkan Zifa, dirinya sebenarnya tak suka jika Zifa lebih unggul darinya.

9. Miki
Rekan satu tim Zifa yang jarang terjun ke lapangan. Lebih banyak bekerja untuk menganalisa data2 dan mengumpulkan informasi. Selalu bekerja dengan cepat untuk memperoleh informasi demi membantu penyelidikan rekan satu timnya. Mempercayai bahwa Zifa punya semacam indra keenam.

10. Chiya
Anak Profesor Stevanus. Sang putri cantik yang manja dan suka kemewahan. Selalu bicara blak2an dan tak suka pada penjilat serta basa-basi. Menaruh simpati pada Alesa dan menyatakan bersedia menolongnya jika Alesa membutuhkannya. 

11. Profesor Stevanus
Keberadaannya selalu misterius. Sekali waktu terkesan membututi Alesa dengan muncul tiba2 di rumah orang tua kandung Alesa. Punya reputasi sebagai jenius dan kekayaan melimpah yang entah darimana asalnya. Dicari2 polisi karena kasus2 yang berhubungan dengan pasien-pasiennya.

12. Keluarga Zifa, keluarga keturunan arab :

12.1. Mama Istiqa
Ibu Zifa, wanita gemuk berumur 50 tahunan. Sadar bahwa Zifa sudah banyak mengorbankan masa mudanya demi bekerja menyokong keluarga dan anak2nya yang lain, dan Zifa bahkan menjadi satu2nya anaknya yang tidak kuliah. Tapi dia terlihat seolah lebih menyayangi anak2nya yang lain ketimbang Zifa.

12.2. Marisa
Adik pertama Zifa yang hanya terpaut setahun darinya, sangat egois. Gadis yang cantik, menarik, manja dan feminine, pandai merayu dan menarik perhatian laki2. Selalu iri pada Zifa dan selalu berusaha menjatuhkan Zifa. Rasa irinya dipicu karena banyak saudara, tetangga dan orang sekitar mengagumi sosok Zifa. Selalu berusaha merebut semua lelaki yang berkencan dengan Zifa untuk membuktikan bahwa dia lebih baik dari kakaknya.
Bekerja di perusahaan trading dan entertainment. Punya penghasilan besar dan kehidupan yang lebih glamor ketimbang Zifa. Namun hal itu nggak memadamkan rasa iri dan keinginan menyakiti kakaknya.  Selalu berusaha merebut perhatian adik2 Zifa yang lain dengan materi. Dia tak tahu jika Zifa tahu banyak tentang rahasianya.

12.3. Fatimah
Adik kedua Zifa. Sangat menyayangi dan mendukung Marisa. Mudah melupakan jasa2 Zifa menyekolahkannya dulu. Bekerja di bidang hukum.

12.4. Zulaikha
Si bungsu berkulit gelap yang selalu berusaha netral di tengah pertikaian dan perang dingin kakak2nya. Namun lemah dalam pendirian. Punya sedikit simpati terhadap Zifa.

13. Imelda
Penulis novel metropop yang mulai tenar sebagai penulis novel thriller setelah mendapat ‘naskah’ ide cerita dari Alesa yang dikirim dengan email rahasia. 

14. Karen
Female DJ yang punya kehidupan bebas ala pekerja malam. Cantik dan liar, punya seks appeal yang bagus terhadap laki2. Bekerja di klub Madam Elen dan menjalin hubungan dengan suami orang. Mempunyai kemampuan bercerita yang bagus dan mampu mengingat detail peristiwa.

15. Sonia
Mantan artis yang dulunya tenar namun di puncak kejayaannya memutuskan meninggalkan dunia layar untuk menjadi ibu rumah tangga sebagai istri Dokter Bram, laki2 yang sangat dipujanya. Mempunyai mental yang labil, narsistik dan mudah terserang depresi. Keretakan rumah tangganya membuat dia agak terganggu secara mental. Wanita cantik dengan kulit mulus yang karena depresi kecantikan wajahnya memudar.

16. Dokter Bramantyo
Psikiater playboy yang mengekang kehidupan Sonia semenjak jadi istrinya. Punya klien artis dan orang2 berduit. Sangat menyukai hiburan malam dan perempuan. Tak keberatan menghambur2kan uang di klub malam.

16. Madam Elen Unsula
Mulanya nama ini dilabelkan pada seorang wanita berkacamata yang mengaku berumur empat puluhan dan single. Manajer sekaigus pemilik klub androgini yang terlihat lebih muda dari umur yang diakuinya. Selalu ramah dan royal pada semua tamu2nya tak terkecuali dua polisi yang sedang menyelidiki klubnya. Sikapnya dewasa dan menenangkan. Tak ada yang tahu sebelumnya tentang identitas dia yang sebenarnya.

17. Fardan
Aktor yang sedang melaju puncak keemasan karirnya. Sebelum menikah adalah playboy kelas berat yang telah banyak membuat wanita depresi dan putus asa. Menganggap keperawanan adalah hal penting dalam memilih istri. Setelah menikah jadi suami yang sangat bertanggungjawab pada istri dan anaknya. Seorang yang arogan dan suka meremehkan wanita, selalu merasa dirinya pandai sampai tragedy merenggut kebahagiaannya dan dirinya sendiri.

18. Fahira
Istri Farhan yang religious, wanita keturunan arab. Mengenakan pakaian muslim dalam kesehariannya dan sangat menjunjung tinggi kehormatan suaminya. Sangat membela suaminya ketika seseorang memberitahunya tentang dosa2 masa lalu suaminya.

19. Ayunda
Wanita polos datang dari desa yang bekerja sebagai striptis. Lugu dan mudah terbuai bujuk rayu laki2 yang dicintainya. Menjadi striptis namun tidak ingin menjual tubuhnya sebagai pelacur seks. Memilih untuk melahirkan daripada menggugurkan kandungannya.

20. Hani
Striptis yang mencurigai Madam Elen, suka narkotik dan minuman. Kecerobohannya  mendatangkan nasib buruk pada dirinya.

21. Geje dan Oka
Dua wanita striptis yang sudah lama berkecimpung dalam dunia malam dan terbiasa dengan kehidupan penuh duka.
. . . . . . . . . . . . . . .

Awalnya cerita ini dimulai dengan cuplikan adegan sebuah mobil berisi satu keluarga: ayah, ibu dan anak perempuan. Si anak perempuan berbicara tentang firasatnya sebelum sebuah tragedy terjadi.
Kemudian bab beralih pada cerita masa kecil satu keluarga yang punya dua anak perempuan. Si sulung yang merupakan anak kandung namun diperlakukan sangat berbeda dengan adiknya karena perbedaan fisik. Alesa si sulung tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang sewajarnya semenjak adiknya ada. Arumi sang adik selalu dimanja dan dihujani kasih sayang oleh orang tua mereka karena dia sangat cantik dan rupawan semenjak lahir. 

Perlakuan kedua orang tuanya pada Alesa makin lama makin tidak berperasaan. Barang2 kesayangannya diambil untuk diberikan pada Arumi. Alesa kecil juga selalu diberi makanan sisa yang kualitasnya jauh berbeda dengan yang dimakan adiknya. Selain itu orang tuanya selalu menyuruhnya mengerjakan semua pekerjaan rumah tanpa mengindahkan kemampuan tubuhnya yang masih kecil. Dan yang paling membuat Alesa sedih, orang tuanya selalu membuang kucing peliharaannya yang merupakan hiburan dan teman Alesa satu2nya. Sampai suatu ketika Alesa nekad mencarinya keluar rumah di cuaca buruk dan orang tuanya tetap tidak peduli. Perjalanan Alesa mencari kucing kesayangannya menuntunnya kepada trauma akan tragedy yang akan dia ingat seumur hidupnya.

Tragedi masa kecil dan perlakuan orang tuanya membuat Alesa tumbuh menjadi gadis yang rendah diri,  yang selanjutnya menerima kekecewaan yang bertubi2 dalam masa remajanya. Orang tua Alesa memang tidak menyayanginya sampai di titik yang tak bisa lagi diterimanya. 

Cerita masa kecil Alesa bikin saya ingat akan suatu pepatah. “Anak bagai kertas putih, orang tua dan lingkungan keluargalah yang pertama kali memberikan warna”. Kira2 begitu bunyinya. Seperti halnya saya percaya, ngga ada manusia yang terlahir jahat. Semua itu pasti ada sebabnya.
Lalu karena merasa tak bisa lagi bertahan di kota tempat tinggalnya, Alesa memulai perjalanan nekatnya ke Jakarta. Perjalanan yang menuntunnya ke alur kehidupan yang manjadikannya menapaki jalan yang jauh lebih kelam yang bisa disangkanya.

Alesa menjadi pembunuh berdarah dingin yang membunuh orang2 yang menurutnya layak dibunuh, orang2 yang mengganggunya dan yang sudah membuat banyak orang2 lain menderita. Dia berganti2 identitas dan menyamar menjadi banyak pribadi. Dan dua orang polisi intel bepergian untuk memburu dirinya dan membuka kedoknya diantara beberapa orang wanita dalam daftar tersangka.

Saya kesulitan pada awalnya menebak yang mana Alesa dari deskripsi para tersangka. Tapi jika kita melihat dari semua latar kejadian kasus dan tersebarnya petunjuk, siapa orang yang berkemungkinan besar berada disana dan punya kesempatan atau koneksi, maka kita bakal mudah menebaknya. Dan tebakan saya ternyata benar, Alesa menyamar jadi salah satu tersangka yang itu…

Ini novel kriminal thriller detektif pertama yang saya beli dimana pegarangnya orang Indonesia dan settingnya juga Indonesia. Dulu saya beberapa kali beli novel tapi selalu karya pengarang asing. Kerena belum menemukan novel dengan genre begitu karya orang Indonesia yang cukup menarik sehingga saya ingin mengoleksinya.

Pada novel ini, penulis juga menyisipkan banyak teori psikologi. Selain itu isu2 yang telah berkembang di dunia kepolisian dan lembaga pemasyarakatan sejak dulu juga diangkat. Masalah antara sipir dan tahanan, oknum polisi yang seenaknya menyalahgunakan wewenang namun selalu merasa benar. Juga kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan. Itu semua diangkat dalam novel.

Saya sempat terharu ketika membaca soal masa lalu Alesa 

. . . . . . . . . . . . . . .
Quote n Words
Di sini saya menshare quote dan kata2 yang saya anggap menarik dari novel ini. Benernya ada banyak, tapi saya bakal tulis ulang beberapa aja.

“Ingat, jangan biarkan penilaian orang merubahmu. Mereka yang tidak paham kemampuanmu cuma orang-orang bodoh” ucap Alesa …
Hal 21

Dear diary
Saat kau masih polos, susah membedakan antara debar jantung kehancuran atau kebangkitan. Mataku hanya melihat seperi apa pikiranku hendak melihat.
Hal 33

Pikiran adalah sesuatu yang komplek melebihi kerumitan saraf-saraf otak…
Hal 35

Seperti pikiran singkat sang ibu yang takut melepas anaknya diluar rumah, melarang segala hal demi keamanan sementara. Maka selamanya anaknya akan rapuh dan hanya menempel di ketiak orang tua.
……..
Jika orang-orang beragama itu yakin bahwa ajaran agama mereka benar, maka biarkanlah orang lain memilih karena merasa jalan itu benar. Bukan karena diancam atau ditakut-takuti. Terlebih oleh ormas-ormas yang merasa mereka pembela agama. Mereka harus tahu., Tuhan tidak meminta dibela.
Hal 83

“Cinta, aku mencintai setiap laki-laki yang memberikanku perhatian lebih, tapi cinta yang lebih dewasa, yang bisa lenyap ketika mereka melanggar komitmen kesetiaan”
(Karen kepada Zifa) Hal 129

Dan karena karakter wajahnya yang lebih arogan dan posisinya sebagai anak sulung, yang dikira di posisi terkuat, maka dialah yang salah. Manusia selalu membela yang tampak lemah tanpa mau terlalu peduli apa kasusnya. Padahal kelemahan akhir-akhir ini sering dijadikan tameng palsu yang digunakan oleh orang-orang lebih picik.
Hal 137-138

“Cinta adalah semburan hormon endorfin. Sebuah gairah yang meluap- luap. Bila nggak ada gairah, maka itu bukan cinta. Aku pemuja cinta ragawi, aku tidak percaya cinta dengan syarat. Aku juga tidak percaya cinta intelektual yang dijunjung oleh penyair-penyair yang hanya berani melihat dan membayangkan dari jauh. Manusia adalah manusia. Mereka bukan dewa. Tapi pemujaan para penyair pada sosok orang yang mereka cintai, menempatkan manusia- manusia itu seperti dewa, itu adalah kesalahan….”
(Elen) Hal 197

Dia mengamati dua orang itu, lalu heran, kenapa masyarakat umum dan penjahat-penjahat tidak bisa membedakan antara preman dan polisi yang menyamar. Secara Psikologis dan tatap mata mereka berbeda. Para preman raut wajah dan gerakannya terkesan tidak punya focus, punya sisi kelembutan dan kekasaran yang bisa berganti secepat kilat, sedangkan Polisi yang menyamar menampakkan wajah menantang dan gerakan penuh antisipasi dan konsentrasi.
Hal 246-247

Orang tersandung jatuh oleh batu yang kecil,bukan batu besar.
Hal 253

Alesa si tangguh telah kalah, hanya oleh sentimentil perasaan primitif, pengakuan dosa yang salah tempat. Seorang gadis yang mendapatkan kasih sayang, dan hidup wajar dengan warisan orang tuanya, berhasil mengalahkan seseorang yang mempunyai masa lalu berat dan bertarung mati-matian untuk hidupnya.
Hal 288

Dear Diary,
Ucapan Sang Psikopat lebih tajam pada pisau yang berada ditangannya, berhati-hatilah, mereka bisa merusakmu dari dalam, bahkan memperdayaimu lewat sebuah dusta. Begitu kata-kata di buku. Semuanya mungkin benar, kecuali tentang dusta.
Hal 289

“Zifa… Terasa menyakitkan bukan? Tahu isi hati orang lain ketika mereka mati-matian berbohong padamu?. Kadang kau berharap semua penilaianmu salah. Terkadang kau berharap semua tuduhanmu itu palsu, hanya buah dari pikiran negatifmu yang liar. Tapi terbukti berkali- kali bahwa seseorang sedang berulang- ulang menghianatimu. Dan yang mengerikannya kau tahu itu akan terjadi lagi…”
(Alesa kepada Zifa) Hal 293

“Jika kawanan itu tak lagi melindungimu. Memikirkan tetang dirimu. Maka kau berhak mencari kawanan baru…”
(Alesa kepada Zifa) Hal 295

Aku bukan penulis cerita dongeng yang hanya dibaca oleh anak kecil dan orang- orang naïf. Jadi jangan menuntutku memberi hikmah di akhir cerita . Tak ada gunanya memberi hikmah jika alasannya hanya untuk menenangkan hati orang- orang bodoh yang takut memandang realita dunia dengan mata terbuka. Lalu kemudian dia memutuskan menghapus kata- kata itu karena dipikirnya terlalu kejam dan menyinggung mayoritas rakyat pribumi yang sensitive.
Imelda Hal 317
. . . . . . . . . . . . . . .

Ada beberapa hal di novel ini yang menurut saya butuh penjelasan seperti khasnya novel2 detektif. Saya akan urut satu per satu dari yang paling menarik perhatian saya.

Yang menurut saya paling janggal dari novel ini dan sebenarnya perlu penjelasan :

1. Bom mikro dan detonator yang dipasang pada Reynal dan Marisa, yang setelah ditanamkan  tak terdeteksi mereka padahal ada padan badan masing2 dan hanya meledak jika mereka bersetubuh. Seperti apa wujudnya, ukurannya, teknologinya, pemasangannya. Pembaca setidaknya diberi penjelasan. Tanpa penjelasan apapun soal wujud bom itu seolah2 itu adalah benda yang sangat khayal dan hal itu mengurangi kesan seru novel detektif dimana deduksi dan penjelasan logis selalu bisa jadi daya tarik yang dinantikan pembaca.

2. Ketika setelah Ale dipukul di lorong dan tiba2 selanjutnya bangun di kos2an yang menurut orang satu kosnya dia sudah tinggali selama 3 tahun dan sudah 3 bulan jadi pegawai resto. Padahal cerita selanjutnya dinyatakan hampir 3 tahun dia dalam perawatan psikiater stevanus dan pasangan orang tua angkatnya Tuan Aleksander dan Nyonya Annisa. Itu juga tidak ada penjelasan kenapa rentang waktunya seolah tumpang tindih begitu.

3. Prof. Stevanus yang tiba2 muncul entah dari mana di rumah masa kecil Ale dan berbicara dengan orang tua kandung Ale setelah dia naik mobil bersama orang tua angkatnya. Bagaimana dokter itu bisa muncul dadakan dan langsung bicara dengan orang tua kandung Ale.

4. Ale yang merekam gurunya di kamar mandi. Ngga dijelaskan metodenya dia gimanakoq sampai ga ketahuan, alat perekamnya bentuknya apa dan dipasang dimana. Belum lagi Ale waktu itu dikisahkan sebagai anak yang nggak punya teman, bagaimana dia bisa dapet alat perekam dan menjalankan aksinya sendirian?

5. Ale mengusapkan sianida ke bibirnya buat menjebak polisi yang bakal cium dia. Polisi itu keracunan. Kenapa Ale ngga terkena efek sianida itu padahal kan ada di bibirnya dan dia juga berbicara selama polisi2 itu berusaha menyerangnya. Setidaknya sianida yang ada dibibirnya bakal kemungkinan besar ada yang masuk ke mulutnya juga atau terhirup kalau dia buka mulut buat bicara, sedikitnya dia pasti kena efeknya, atau dia udah minum penawarnya duluan. Ini benernya butuh penjelasan juga.

6. Sebenarnya apa yang dibicarakan Ale dengan perempuan teroris saat dia di LP sebelum perempuan itu keesokan harinya dihukum mati. Apa yang membuat perempuan teroris itu merasa tenang setelah berbicara dengan Ale?
Oke, meskipun bagian yang ini terkesan ngga penting, saya tetap merasa setidaknya harus ada penjelasan, seberapa baik dan bagaimana kemampuan persuasive Ale bisa menenangkan wanita stress tersebut. Apa saja yang dia bisa katakan untuk menenangkan tahanan terhukum mati tersebut.

Saya selalu mendambakan sesi penjelasan logis seperti yang ada di novel2 Mara Gd, Agatha Christie dan novel2 detektif lain2nya yang pernah saya baca. Karena bagian penjelasan tersebut merupakan daya tarik novel2 kriminal.

. . . . . . . . . . . . . . .


Saya akan buat sesi ending explanation untuk novel ini karena saya pernah baca ada review pembaca lain yang masih bingung dengan endingnya yang kurang penjelasan.

Ending Explanation :

Imelda mendengar berita laporan dari kepolisian bahwa Marisa (adik kandung Zifa yang sebelumnya dinyatakan tewas dalam ledakan di malam pengantinnya) ternyata selamat dan kembali ke rumahnya. Menurut berita Marisa ditemukan dalam keadaan linglung. Dia curiga karena yakin kalau Marisa sudah terbunuh karena naskah cerita yang ditulis Alesa (yang sebagian merupakan pengakuan kejahatan yang telah dilakukannya)  menyatakan begitu. Meski ada banyak hal yang difiksikan oleh Alesa dalam naskahnya tapi Imelda yakin kalau tulisan yang menyebutkan Marisa terbunuh oleh ledakan itu memang benar terjadi.
Imelda ingin memastikannya dengan datang tiba2 ke rumah Zifa. Zifa mempersilahkan Imelda masuk ke rumahnya tanpa ragu2 dan bahkan Zifa terlihat lebih ceria. Di sana dia bertemu semua anggota keluarga inti Zifa. Zifa memperkenalkan mereka satu per satu padanya. Ketika Zifa memperkenalkan seorang gadis yang disebutnya sebagai ‘Marisa’ adik kandungnya yang selamat dari kecelakaan bom dan terlihat tanpa bekas luka apapun, Imelda kaget bukan main. Terlebih lagi ketika dia mengenali gaya berbicara dan suara gadis yang dikenalkan Zifa sebagai ‘Marisa’ adiknya. Tentu saja itu ciri khas gaya dan suara Alesa yang Imelda kenali. Yang paling membuat Imelda yakin gadis itu adalah Alesa karena pertanyaan yang diucapkannya. ‘Marisa’ yang itu bertanya terang2an kenapa Imelda merubah cerita dalam novelnya? Hanya yang pernah membaca naskah asli Alesa lah yang tahu bahwa Imelda mengubah ending tokoh pelaku  dari novel yang diterbitkannya menjadi tidak sesuai dengan kemauan dalam ide cerita yang dikirimkan email Alesa. Dan yang paling berkemungkinan besar protes tentang ketidaksesuaian novel dengan naskahnya, tentu saja si penulis naskah, Alesa.

Bagaimana Alesa bisa diterima berada di antara keluarga Zifa sebagai ‘Marisa’? 

1. Ciri2 fisik, mungkin tinggi dan postur badan hampir serupa dengan Marisa.

2. Alesa sudah mengambil jalan operasi plastik yang mengubah wajahnya seperti Marisa.
Ini selain karena dia memang perlu identitas baru untuk lepas dari status buron, dia sebelumnya telah bertanya pada Zifa ketika di penjara. Apakah jika Alesa terlahir kembali Zifa mau dia jadi saudaranya. Dan Zifa bilang bersedia.

Di bab sebelumnya hal. 243 ketika dia ditangkap, Alesa pernah bilang kalau dia bakal mencoba operasi plastik suatu hari. Waktu itu Reynal yang dianggapnya  memberi ide itu, karena dengan penampilannya yang tampak lebih muda dari usianya, Reynal menuduhnya telah melakukan operasi plastik.
Alesa berkata pada Reynal, “…. Tapi idemu bagus juga, tentang operasi plastik. Suatu hari aku akan mencobanya”.

Imelda ke rumah Zifa setahun setelah peristiwa ledakan. ‘Marisa’ Ale diceritakan oleh keluarganya ditemukan 3 bulan lalu. Berarti 7 bulan setelah peristiwa ledakan. Itu waktu yang cukup buat Ale untuk melakukan prosedur operasi plastik dan mempersiapkan diri untuk menjadi ‘Marisa’. 

Chiya sang anak psikiater telah menyatakan dia siap memberi pertolongan jika Ale memintanya. Dengan teman2 seperti Rendi yang jenius dan Chiya yang punya banyak uang dan akses fasilitas, maka sangatlah mungkin Alesa mendapat bantuan untuk melakukan prosedur operasi plastik dan semua perawatan yang dibutuhkannya. Oke, soal kemungkinan bantuan Chiya dan Rendi ini Cuma tebakan saya aja, karena ngga ada penjelasan siapa aja yang bekerjasama dengan Ale di bab2 terakhir novel ini.

3. ‘Marisa’Ale dinyatakan ditemukan dalam keadaan linglung dan shock berat. Berarti tak akan ada yang mempermasalahkan jika dia ngga punya ingatan yang dimiliki Marisa asli. Dia bisa berpura2 sebagai ‘Marisa’ yang amnesia setelah shock berat pasca ledakan. Tak akan ada yang mempermasalahkan jika sikap atau karakternya berubah karena pastinya keluarga dan orang2 dekatnya menganggap itu efek mental dari trauma tragedy yang telah menimpa’nya’. Juga apabila suaranya juga berubah, semua orang bakal menganggap karena efek kecelakaan.

4. Zifa tahu?
Meski di ending novel nggak menuliskan bahwa Zifa tahu ‘Marisa’ yang setelah ledakan adalah Alesa, tapi saya bisa ambil kesimpulan kalau tentu dia tahu dan menerimanya. Tentunya di keluarga itu hanya Zifa yang tahu. Zifa sebelumnya berada pada titik puncak depresi karena pengkhianatan Marisa asli sebagai adik kandungnya dan nyatanya dia lebih bahagia setelah kematian Reynal dan Marisa asli, karena beban terbesarnya yang berpotensi menggerogoti mentalnya dalam jangka panjang sudah hilang. Alesa sebelumnya sudah memperngaruhinya bahwa Zifa tak perlu peduli pada Marisa yang sudah begitu kejam padanya.

Oke sekian ending explanation dari saya. Saya harap pembaca novel ini yang bingung endingnya bisa menemukan tiitk terang pada penjelasan saya.

. . . . . . . . . . . . . . .

Ada beberapa hal yang saya anggap belum selesai diceritakan di akhir novel ini, atau mungkin ini bakal disambung di novel berikutnya? Well, who knows, but I hope so.

1.  Pemerkosa masa kecil Ale yang asli belum ditemukan. Rencana Ale untuk menangkap dan membalaskan dendamnya  pada si oknum belum ada lanjutannya.

2. Rencana Ale untuk Fernando juga belum ada kelanjutannya.

3.Verdi yang ingin mencari Stella. Ngga dijelaskan gimana pesan itu bisa ditulis di jendela luar apartemennya yang tingkat 43-an. Juga pembaca ngga dikasi penjelasan apa isi surat di sepatu Verdi, dia mesti nyari Stella kemana. Apa keputusan akhir Verdi, beneran nyari Stella ataukah stick dengan wedding plan-nya.

4. Kemana Prof. Stevanus pergi? Apa dia juga tahu kabar terakhir Ale? Apa yang dilakukannya selama menghilang?

5. Gimana dengan Arumi ? Apa dia tahu kalau kakaknya udah kabur dari penjara. Apakah Ale juga mau balas dendam sama dia?
. . . . . . . . . . . . . . .

Sepertinya sekian aja pendapat reviewer amatiran seperti saya. Saran saya buat pembaca, anggap novel ini sebagai hiburan dan hindari untuk terlalu melogiskannya karena bakal mengurangi unsur kesenangannya. 

Nikmati aja suspense dan alur ceritanya yang benar2 unik dan susah ditebak. Dan satu lagi, abaikan segala macam typo, EYD dan kesalahan penulisan serta struktur penceritaan.Saya bisa mengabaikan dengan focus pada ceritanya aja. Benernya saya harap editornya mbak Vasca lebih meningkatkan kewaspadaannya sehingga hal begini bisa diminimalisir. Soalnya sayang banget buat novel sebagus ini, tapi sajiannya agak berantakan. 

Saya beli novel ini dengan harga IDR 58.000 di gramedia. Dan saya puas. Butuh 5 hari buat saya baca, tentunya saya bacanya ngga seharian, hanya beberapa jam di waktu luang. Sengaja baca pelan2 biar bisa menikmati ceritanya. Kalau novel yang saya anggap bagus, biasanya selalu saya baca pelan2 dan santai.
Tulisan di covernya memang sesuai dengan isinya.’ Sebuah novel dengan alur cerita yang penuh kejutan dan sarat filosofi kelam’. Ya memang begitulah novel ini. Mungkin buat pembaca yang sensitive, hati2 pada filosofi kelam yang ada di novel ini, he he… itu saja.

Kesan saya pribadi, novel ini benar2 menarik banget buat dibaca, thumbs up buat Mbak Vasca yang udah menyajikan cerita yang benar2 unik dan berbeda dengan novel detektif kriminal pada umumnya. Benar2 penulis muda yang berbakat, salut banget. Saya menantikan karya2 selanjutnya. Mudah2an lebih unik dan lebih seru.

Kalau harus kasih rating, saya kasih ini 7 dari 10. 

6 comments:

  1. Replies
    1. iya, sebab ini novel ide ceritanya bagus, lain dari yg lain. walaupun tetap ada kekurangannya. Lagi semangat aja pas bikin reviewnya

      Delete
  2. Masalah Verdi sama Stella itu ada di Novel Sebelumnya, judulnya Don't Tell Me Anything. :D

    ReplyDelete
  3. Verdi akan menikah dengan siapa ya?
    Bukannya dr stevanus udh meninggal ya?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...