Novel tahun 1953
Peristiwa ini dimulai dengan cuplikan cerita mengenai
pertemuan Inspektur Neele dengan Adele Fortescue (Janda dari Rex Fortescue). Di
sini dituliskan kecurigaan pribadi Inspektur Neele terhadap wanita yang baru
saja mendapat kabar tentang meninggalnya suaminya.
Kemudian ada pula halaman berisi perkenalan para tokoh. Ini
sangat membantu sekali bagi pembaca untuk dapat lebih mudah mengikuti cerita di
dalamnya. Jika pembaca lupa nama tokoh ini sebenarnya berperan sebagai apa,
maka dapat langsung membuka halaman ini.
Cerita babak satu dimulai dengan terbunuhnya seorang
usahawan kaya tapi bertabiat licik bernama Rex Fortescue dengan dugaan
peracunan dalam teh yang diminumnya. Teh tersebut disajikan oleh sekretaris
pribadinya di ruangan kantornya. Sejumlah biji-bijian gandum hitam ditemukan dalam
saku jasnya. Berikutnya juga diceritakan bahwa sebelum si korban terbunuh,
beberapa bangkai burung hitam ditemukan pada meja kerja rumahnya. Setelah itu,
korban-korban lain pun berjatuhan.
Sebelum masuk lebih lanjut ke review, saya katakan dulu
kalau saya ini pereview amatiran. Saya belum pernah menulis review tentang buku
apapun sebelum memulai blog ini.
Saya tidak pernah belajar tentang kaidah-kaidah atau tata
cara penulisan review novel. Jadi tulisan ini saya buat secara bebas dan isinya
murni pendapat saya pribadi tentang apa yang telah saya baca. Btw alert
spoiler! ^^
Kecurigaan pada cerita pembunuhan ini mengarah pada keluarga
si Bapak Rex Fortescue ini. Dia memiliki 3 anak, Percival Fortescue (anak
pertama yang berwatak serius, orang kepercayaan ayahnya dalam perusahaan
keluarga itu), Lancelot (putra yang sudah 10 tahun pergi dari rumah karena
berselisih dengan ayahnya), dan Elaine (si putri bungsu yang berpacaran dengan
laki2 yang tidak direstui ayahnya). Selain Percival dan Elaine, dalam rumah tersebut
juga ada Jennifer (istri Percival), Bibi Effie/Nona Ramsbottom tua (kakak ipar
Rex dari mendiang istri pertamanya, meski tua daya ingatnya masih baik), dan Adele
(istri keduanya yang baru dinikahi, yang cantik, sangat suka uang dan laki2
tampan).
Selain itu tokoh2 lainnya seputar keluarga dan rumah adalah
:
Pat (istri Lancelot), Tuan Vivian Dubois (laki2 flamboyan
yang jadi ‘teman dekat’ Adele), Gerald Wright (kekasih Elaine Fortescue yang
tidak direstui ayahnya), Mary Dove (gadis muda yang dingin, pengurus rumah
tangga yang cakap), Gladys Martin (pelayan yang biasa menghidangkan makanan, diceritakan
sebagai gadis bodoh yang mudah percaya), Ellen (pelayan kebersihan), Tuan Crump
(penjaga pintu yang pemabuk), dan NY. Crump si juru masak handal.
Disamping tokoh2 di atas ada pula para karyawan kantor Tuan
Rex Fortescue:
Nona Grosvenor (Wanita pirang cantik Sekretaris Tuan Rex
Fortescue yang menyuguhkan teh), Nona Griffith (juru tik kepala) dan Nona
Somers (juru tik baru yang kurang efisien dan selalu melakukan kesalahan).
Cara penggambaran suasana Inggris dan pola kehidupannya pada
tahun novel ini dibuat benar2 terasa. Memang khas Agatha Christie yang sebagian
besar novelnya bertemakan kehidupan Inggris.
Si pengarang juga dengan sukses menggambarkan kesuraman
dalam kehidupan rumah keluarga yang dikisahkan tersebut. Bahwa meski tinggal
satu rumah, belum tentu bisa membuat para penghuni dekat satu sama lain. Seorang
istri muda cantik yang hobi berfoya-foya dan punya kekasih gelap pada saat si
suami sibuk bekerja benar2 membuat suasana panas di rumah keluarga tersebut.
Belum pula latar belakang para menantu yang suram dan dipertanyakan, makin
menambah ketegangan dalam cerita ini.
Tokoh detective Agatha Cristie kali ini adalah Miss Marple
yang muncul pada pertengahan buku.
Yang paling dicurigai dari meninggalnya si Bapak Jutawan itu
adalah anak pertamanya sebagai pewaris kekayaan terbesar. Dan karena belakangan
pada saat si bapak masih hidup mereka bertengkar hebat. Semua bukti mengarah ke
tokoh tersebut. Tapi bagaimana akhirnya, apa memang dia pelakunya?
Bagi saya, peran Miss Marple di sini kurang terasa. Dia
tiba2 datang sebagai kenalan Gladys Martin si pelayan yang manjadi korban dan
menginap di rumah keluarga Fortescue. Kemudian dikisahkan beberapa adegan
perbincangannya dengan beberapa anggota keluarga rumah tersebut dan Kolonel
Neele. Dan di akhir cerita tiba2 saja pembaca disuguhkan pembicaraannya dengan
Kolonel Neele tentang siapa pelakunya.
Si pelaku digambarkan dengan kelicikan yang tidak
termaafkan. Menipu gadis pelayan yang tak berdosa dan setelah membunuhnya, memperlakukannya
dengan lelucon yang amat keji. Ini yang paling membuat Miss Marple marah.
Petunjuk mengenai si pelaku hampir tidak ada di awal sampai
sepertiga buku, dan mulai dikemukakan pada bab yang terletak melebihi separuh
buku tersebut. Dan tiba2 saja bukti2 dan latar belakang serta beberapa
kenyataan tentang si pelaku muncul menjelang bab-bab akhir cerita dan pembaca
dibawa begitu saja pada kesimpulan akhir tentang si pelaku dan motifnya. Meskipun
sebelumnya terselip latar belakang psikologi para tokoh yang mungkin bisa
dijadikan petunjuk. Tapi tetap saja ada sedikit kesan dipaksakan menurut saya.
Sebagai penggemar karya2 Agatha Christie, terus terang saya sedikit
kurang puas dengan novelnya yang satu ini. ‘Kelogisan’ dan petunjuk2 dalam alur
cerita detektif yang biasanya ditata, disisipkan, dan dirangkai dengan cermat
pada karya2 Agatha Christie yang lain seolah ‘kurang’ pada buku yang satu ini. Tapi tetap saja, si pengarang favorit saya ini tetap bisa
menjadikan novel ini sebagai bacaan yang menghibur.
Novel ini dibagi dalam beberapa bab sehingga pembaca dapat
mengambil jeda dan tidak merasa terseret dalam tulisan panjang ketika
membacanya. Juga agar suspense dan penekanan adegan di dalamnya lebih terasa.
Siapa si pelaku? Apa motifnya dan hubungannya dengan misteri
biji-bijian gandum dan bangkai burung hitam?
Apakah Miss Marple dan Inspektur Neele benar2 dapat
menangkap pelakunya dengan mudah?
Anda tertarik? Silakan baca sendiri lengkapnya.
Kalau saya harus kasih rating, maka kesimpulan saya:
6.5 dari 10
Pembaca lain mungkin saja punya pendapat yang berbeda dari
saya.
Buku versi gramedia yang saya baca ini ceritanya berhenti
pada halaman 299, jadi buat teman2 yang tak suka novel tebal, ini layak
dijadikan sambilan waktu luang.
Apakah kamu penggemar Agatha Christie juga? Apa judul novel
favoritmu? Saya akan senang kalau bisa berbagi cerita^^
No comments:
Post a Comment