Just Some Place To Store My Memories...

Wednesday, December 5, 2012

Agatha Cristie : A Pocket Full of Rye (Misteri Burung Hitam)



Novel tahun 1953



Peristiwa ini dimulai dengan cuplikan cerita mengenai pertemuan Inspektur Neele dengan Adele Fortescue (Janda dari Rex Fortescue). Di sini dituliskan kecurigaan pribadi Inspektur Neele terhadap wanita yang baru saja mendapat kabar tentang meninggalnya suaminya.
Kemudian ada pula halaman berisi perkenalan para tokoh. Ini sangat membantu sekali bagi pembaca untuk dapat lebih mudah mengikuti cerita di dalamnya. Jika pembaca lupa nama tokoh ini sebenarnya berperan sebagai apa, maka dapat langsung membuka halaman ini.
Cerita babak satu dimulai dengan terbunuhnya seorang usahawan kaya tapi bertabiat licik bernama Rex Fortescue dengan dugaan peracunan dalam teh yang diminumnya. Teh tersebut disajikan oleh sekretaris pribadinya di ruangan kantornya. Sejumlah biji-bijian gandum hitam ditemukan dalam saku jasnya. Berikutnya juga diceritakan bahwa sebelum si korban terbunuh, beberapa bangkai burung hitam ditemukan pada meja kerja rumahnya. Setelah itu, korban-korban lain pun berjatuhan.
Sebelum masuk lebih lanjut ke review, saya katakan dulu kalau saya ini pereview amatiran. Saya belum pernah menulis review tentang buku apapun sebelum memulai blog ini.
Saya tidak pernah belajar tentang kaidah-kaidah atau tata cara penulisan review novel. Jadi tulisan ini saya buat secara bebas dan isinya murni pendapat saya pribadi tentang apa yang telah saya baca. Btw alert spoiler! ^^

Kecurigaan pada cerita pembunuhan ini mengarah pada keluarga si Bapak Rex Fortescue ini. Dia memiliki 3 anak, Percival Fortescue (anak pertama yang berwatak serius, orang kepercayaan ayahnya dalam perusahaan keluarga itu), Lancelot (putra yang sudah 10 tahun pergi dari rumah karena berselisih dengan ayahnya), dan Elaine (si putri bungsu yang berpacaran dengan laki2 yang tidak direstui ayahnya). Selain Percival dan Elaine, dalam rumah tersebut juga ada Jennifer (istri Percival), Bibi Effie/Nona Ramsbottom tua (kakak ipar Rex dari mendiang istri pertamanya, meski tua daya ingatnya masih baik), dan Adele (istri keduanya yang baru dinikahi, yang cantik, sangat suka uang dan laki2 tampan).

Selain itu tokoh2 lainnya seputar keluarga dan rumah adalah :
Pat (istri Lancelot), Tuan Vivian Dubois (laki2 flamboyan yang jadi ‘teman dekat’ Adele), Gerald Wright (kekasih Elaine Fortescue yang tidak direstui ayahnya), Mary Dove (gadis muda yang dingin, pengurus rumah tangga yang cakap), Gladys Martin (pelayan yang biasa menghidangkan makanan, diceritakan sebagai gadis bodoh yang mudah percaya), Ellen (pelayan kebersihan), Tuan Crump (penjaga pintu yang pemabuk), dan NY. Crump si juru masak handal.
Disamping tokoh2 di atas ada pula para karyawan kantor Tuan Rex Fortescue:
Nona Grosvenor (Wanita pirang cantik Sekretaris Tuan Rex Fortescue yang menyuguhkan teh), Nona Griffith (juru tik kepala) dan Nona Somers (juru tik baru yang kurang efisien dan selalu melakukan kesalahan). 

Cara penggambaran suasana Inggris dan pola kehidupannya pada tahun novel ini dibuat benar2 terasa. Memang khas Agatha Christie yang sebagian besar novelnya bertemakan kehidupan Inggris.

Si pengarang juga dengan sukses menggambarkan kesuraman dalam kehidupan rumah keluarga yang dikisahkan tersebut. Bahwa meski tinggal satu rumah, belum tentu bisa membuat para penghuni dekat satu sama lain. Seorang istri muda cantik yang hobi berfoya-foya dan punya kekasih gelap pada saat si suami sibuk bekerja benar2 membuat suasana panas di rumah keluarga tersebut. Belum pula latar belakang para menantu yang suram dan dipertanyakan, makin menambah ketegangan dalam cerita ini.
Tokoh detective Agatha Cristie kali ini adalah Miss Marple yang muncul pada pertengahan buku.
Yang paling dicurigai dari meninggalnya si Bapak Jutawan itu adalah anak pertamanya sebagai pewaris kekayaan terbesar. Dan karena belakangan pada saat si bapak masih hidup mereka bertengkar hebat. Semua bukti mengarah ke tokoh tersebut. Tapi bagaimana akhirnya, apa memang dia pelakunya?  
Bagi saya, peran Miss Marple di sini kurang terasa. Dia tiba2 datang sebagai kenalan Gladys Martin si pelayan yang manjadi korban dan menginap di rumah keluarga Fortescue. Kemudian dikisahkan beberapa adegan perbincangannya dengan beberapa anggota keluarga rumah tersebut dan Kolonel Neele. Dan di akhir cerita tiba2 saja pembaca disuguhkan pembicaraannya dengan Kolonel Neele tentang siapa pelakunya.
Si pelaku digambarkan dengan kelicikan yang tidak termaafkan. Menipu gadis pelayan yang tak berdosa dan setelah membunuhnya, memperlakukannya dengan lelucon yang amat keji. Ini yang paling membuat Miss Marple marah.

Petunjuk mengenai si pelaku hampir tidak ada di awal sampai sepertiga buku, dan mulai dikemukakan pada bab yang terletak melebihi separuh buku tersebut. Dan tiba2 saja bukti2 dan latar belakang serta beberapa kenyataan tentang si pelaku muncul menjelang bab-bab akhir cerita dan pembaca dibawa begitu saja pada kesimpulan akhir tentang si pelaku dan motifnya. Meskipun sebelumnya terselip latar belakang psikologi para tokoh yang mungkin bisa dijadikan petunjuk. Tapi tetap saja ada sedikit kesan dipaksakan menurut saya.

Sebagai penggemar karya2 Agatha Christie, terus terang saya sedikit kurang puas dengan novelnya yang satu ini. ‘Kelogisan’ dan petunjuk2 dalam alur cerita detektif yang biasanya ditata, disisipkan, dan dirangkai dengan cermat pada karya2 Agatha Christie yang lain seolah ‘kurang’ pada buku yang satu ini. Tapi tetap saja, si pengarang favorit saya ini tetap bisa menjadikan novel ini sebagai bacaan yang menghibur. 

Novel ini dibagi dalam beberapa bab sehingga pembaca dapat mengambil jeda dan tidak merasa terseret dalam tulisan panjang ketika membacanya. Juga agar suspense dan penekanan adegan di dalamnya lebih terasa.

Siapa si pelaku? Apa motifnya dan hubungannya dengan misteri biji-bijian gandum dan bangkai burung hitam?
Apakah Miss Marple dan Inspektur Neele benar2 dapat menangkap pelakunya dengan mudah?
Anda tertarik? Silakan baca sendiri lengkapnya.

Kalau saya harus kasih rating, maka kesimpulan saya:
6.5 dari 10

Pembaca lain mungkin saja punya pendapat yang berbeda dari saya.
Buku versi gramedia yang saya baca ini ceritanya berhenti pada halaman 299, jadi buat teman2 yang tak suka novel tebal, ini layak dijadikan sambilan waktu luang.

Apakah kamu penggemar Agatha Christie juga? Apa judul novel favoritmu? Saya akan senang kalau bisa berbagi cerita^^

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...