Just Some Place To Store My Memories...

Friday, December 7, 2012

The Mysterious Affair at Styles

Keterangan penerbitan pertama : 1948







Ini adalah novel Agatha Christie yang memakai lakon Detektif Poirot dan Kapten Hastings sahabatnya. Cerita ini dikisahkan dari sudut pandang Kapten Hastings.

Dimulai dengan Kapten Hastings yang menerima ajakan kawan lamanya, John Cavendish untuk berlibur di rumah keluarga Cavendish di Styles.

John Cavendish tinggal di rumah itu bersama ibu tirinya yang sudah tua (Emily). Si ibu sudah menikah lagi dengan seorang pria yang jauh lebih muda (Tuan Inglethorp) dan anggota keluarga tak ada yang suka dengan si suami tersebut. Selain itu anggota keluarga yang lain adalah Lawrence (adik kandung John), Mary (istri John), dan Cynthia (anak asuh ibu tiri John). Juga ada Evie Howard yang merupakan pengurus rumah tangga, masih sepupu Tuan Inglethorp.

Styles Court, tempat tinggal keluarga Cavendish, adalah rumah besar dengan perkebunan luas. Dulunya milik ayah kandung John dan Lawrence dan dikuasai Ibu tiri mereka semenjak ayah mereka meninggal.
Percintaan, perselingkuhan, kecemburuan, dendam, kebencian yang memuncak, kelicikan, dan perebutan hak waris mewarnai inti dari cerita ini.
Puncaknya adalah peracunan terhadap Nyonya Inglethorp yang mengakibatkan kematiannya. Dan orang yang mendapat keuntungan dari meninggalnya Nyonya rumah tersebut adalah yang paling pantas dicurigai.
Masalahnya, kali ini si pembunuh amatlah licik. Poirot dan Kapten Hastings harus bekerja keras mengumpulkan bukti- bukti. Karena tanpa bukti-bukti kuat, meski tahu siapa pelakunya, mereka tak akan bisa membuatnya ditangkap.

Ada kutipan yang saya anggap menarik diutarakan oleh Poirot:
“….Segala sesuatu harus kita perhitungkan. Kalau fakta tidak cocok dengan teori - tinggalkan saja teorinya.”
Hal. 110

Jalan cerita ini sungguh menarik yaitu bahwa pengarang pada mulanya seolah-olah mengarahkan kita pada kesimpulan tentang si pelaku dan kemudian membelokkan pembaca pada kemungkinan-kemungkinan lain sebelum akhirnya mengemukakan kesimpulan tentang fakta si pelaku yang sesungguhnya.

Poirot dan Hastings mendominasi peranan dalam cerita ini. Deduksi- deduksi logis yang dikemukakan Poirot pada novel ini adalah bagian yang menurut saya menarik untuk dibaca. Perkiraan waktu, motif, urut-urutan kejadian, dan fakta- fakta tersembunyi diceritakan secara rinci di sini sehingga pembaca diajak untuk berpikir dan ikut menebak.

Pada novel ini Agatha Christie sukses menggambarkan perbandingan tentang cara pikir dan sifat dua orang yang berbeda dalam meneliti masalah. Seperti biasa, Poirot dengan pemikirannya yang lurus, logis, tanpa dipengaruhi emosi dan tak tergoyahkan. Sedangkan Kapten Hastings dengan ide2 sentimentilnya, cara berpikirnya yang lebih didominasi oleh perasaan, dan mudah terbawa suasana.

Dan apabila pembaca jeli, maka sebenarnya tak susah untuk menebak si pelaku sebelum menginjak pada halaman kesimpulan.
Dilihat dari motif, latar belakang, sifat2 psikologis, dan alibi, maka bisa ditebak siapa pelakunya, yang pasti pada saat sebelum dan di tengah kejadian, mereka pandai membuat alasan untuk terkesan tidak terlibat. Musuh Poirot dan Kapten Hastings kali ini benar2 licik dan licin serta pandai bersandiwara. 
Dan kurangnya bukti2 untuk menjerat si pelaku menjadikan Poirot sempat pusing. Sampai akhirnya Kapten Hastings-lah yang tanpa sengaja mengingatkan Poirot pada satu bukti terakhir yang tak terbantahkan.

Sayangnya saya orangnya tidak cermat untuk bisa menebak dan hanya terbawa pada alur pengarang he he…

Versi novel terjemahan terbitan gramedia yang saya baca ceritanya berhenti pada hal. 272. Ngga terlalu tebal bukan? Cocok buat teman- teman yang ngga suka baca novel tebal seperti saya.

Kesimpulan saya rating novel ini :
7.5 dari 10

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...